Bulutangkis Kini Dalam Layar


Ganda Putri pada Pertandingan Sirnas Jakarta Open 2015


Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang membawa kiprah Indonesia ke ranah dunia. Perkembangan bulutangkis di Indonesia dari tahun ke tahun semakin pesat. Terlebih setelah hadirnya sosok-sosok atlet luar biasa, seperti Susi Susanti yang dinobatkan sebagai peraih medali emas pertama nomor tunggal putri. Tak hanya pemerintah, masyarakat memberikan apresiasi, tak hanya gemar menyaksikan pertandingan bulutangkis, tetapi tertarik untuk juga menjadi atlet bulutangkis. Namun sayangnya, pada tahun 2012 kiprah bulutangkis Indonesia tampak merosot, terutama pada Olimpiade London. Pada saat itu, tak ada satupun skuad Indonesia yang menjadi juara. Hal tersebut tentu saja memberikan kekecewaan mendalam bagi Indonesia. 

Selain itu, masalah regenerasi pun menjadi persoalan yang akan berdampak serius bagi perkembangan bulutangkis Indonesia. Karena jika atlet-atlet Indonesia semakin berkurang kemampuannya, eksistensi bulutangkis yang sudah puluhan tahun membawa Indonesia ke ranah dunia akan turun. Tentunya hal tersebut merupakan mimpi buruk bangsa. Oleh karena itu, perlu digalakkan sekolah olahraga yang dapat membina dan mencetak atlet-atlet yang dapat meneruskan prestasi pebulutangkis senior. 

Salahsatu yang ikut berkontribusi dalam perkembangan bulutangkis Indonesia adalah media. Dengan media, informasi tentang bulutangkis dapat diterima dengan cepat dan masif kepada masyarakat Indonesia. Salahsatunya adalah dengan teknologi televisi yang dapat menyiarkan pertandingan secara langsung. Dengan begitu, jika stasiun televisi tetap konsisten terhadap perkembangan bulutangkis Indonesia, tentu saja rasa memiliki, nasionalisme, semangat juang yang tinggi dapat tertanam dan mengakar di benak masyarakat. Sehingga dapat menumbuhkan minat yang tinggi pada anak muda untuk ikut berkontribusi dalam memajukan bulutangkis Indonesia. 

Namun sayangnya, kenyataan yang terjadi adalah menurunnya ketertarikan pihak stasiun televisi nasional untuk meliput secara langsung pertandingan bulutangkis. Salah satunya pada Piala Sudirman yang diselenggarakan tahun ini. Kini, program acara yang banyak di tampilkan di layar relatif bersifat hiburan. Oleh karena itu, informasi-informasi  mengenai dunia bulutangkis kurang menyebar di masyarakat. Walaupun telvisi bukan satu-satunya media massa penyebar informasi, tetapi televisi merupakan media massa yang lebih  mudah dikonsumsi masyarakat dan tercepat dalam menyebarkan informasi secara luas. Tentu saja hal ini dapat berpengaruh terhadap euforia bulutangkis pada masyarakat Indonesia.

Salah satu penyebab menurunnya tanyangan pertandingan bulutangkis di Indonesia adalah pihak sponsor yang kurang tertarik dengan bulutangkis Indonesia. Dengan begitu stasiun televisi pun tidak mau ambil resiko jika menyangkan pertandingan yang minim sponsor. Sehingga mereka cenderung menampilkan acara yang hanya bersifat menghibur demi naiknya rating. Padahal rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap dunia olahraga sangat besar terutama pada cabang bulutangkis.
Merekam

Sebenarnya banyak yang harus dibenahi dalam memajukan citra bulutangkis Indonesia. Selain memunculkan klub-klub Indonesia, mengadakan olimpiade nasional sebagai upaya pembinaan untuk mencetak atlet berkualitas, dan sikap peduli pihak sponsor dan pengelola stasiun televisi dalam dunia bulu tangkis Indonesia, mencetak para jurnalis profesional yang bergelut dalam penyampaian informasi olahraga pun perlu dilakukan. Sehingga, berita-berita yang akan sampai ditengah-tengah masyarakat memiliki kualitas berita yang tinggi. Salah satunya adalah Pelatihan Jurnalistik Bulutangkis Indonesia (PJBM) yang diadakan oleh Djarum Foundation bekerjasama dengan Harian BOLA. Semoga upaya-upaya dalam bidang lain terus berkembang dan ikut serta berkontribusi dalam memajukan bulutangkis Indonesia dan mengharumkan nama bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serunya Mengenal Wisata Kota Tua bersama Vivalova Happy Race

Cerita Tiga Pulau di Kepulauan Seribu

Ada Kesan di PJBM 2015