Ada Kesan di PJBM 2015
Jurnalistik memang merupakan bidang yang
sedang saya coba selami. Sudah hampir empat tahun saya belajar menjadi wartawan
di Kampus UIN Jakarta yang berada di Selatan Ciputat, Tangerang. Berbagai teori
dan materi sudah saya telan. Bahkan saya hampir menyelesaikan studi saya, dan
mulai menggantungkan cita-cita saya menjadi jurnalis setinggi-tingginya.
Melalui pelatihan yang didukung oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia
(PBSI) inilah, saya harus mengasah lebih tajam bagaimana kemampuan saya
meliput. Yang menjadi tantangan adalah ketika saya harus memburu berita
olahraga bulutangkis. Saya merasa tertantang. Mungkin karena saya sangat buta
dengan olahraga menangkis shuttlecock itu, sehingga harus menjadi Bulutangkis
Lovers dadakan. Saja jadi mempelajari olahraga itu,menghafal nama-nama
atletnya, lebih memperdalam dalam hal memotretf, dan masih banyak lagi. Did you
know? I enjoy It..!!
Hari
pertama, saya merasa beruntung menjadi salah satu dari 145 peserta PJBM
angkatan ke-4 ini. Duduk bersama orang-orang baru, berbeda kampus, jurusan, dan
karakter tentunya. Namun, tujuan kami sama, yaitu sama-sama ingin mendalami
ilmu jurnalistik. hari pertama di isi dengan teori. Tentu saja materi yang sudah
tidak asing lagi dengan saya. Apa itu jurnalistik, bagaimana menulis berita,
bagaimana teknik photografi, apa itu layout adalah materi yang setiap harinya
saya kunyah di kelas. Namun, bukan berarti saya tidak lagi membutuhkan
penjelasan-penjelasan itu. Justru saya butuh. Dengan adanya penjelasan
teori-teori itu lagi, saya merasa lambung saya sudah cukup siap mencerna si
jurnalistik. ditambah lagi berbagai masukan dan perspektif berbeda dari satu
wartawan ke wartawan lain adalah hal yang menurut saya harus diketahui. Dengan
begitu, referansi pun semakin banyak dan juga membantu pikiran kita agar lebih
objektif lagi dalam memandang suatu hal.
Adalah Broto Happy Windomisnowo, merupakan
salah satu tutor kami pada hari pertama pelatihan itu. Saat itu saya baru
sadar, bahwa saya sedang berhadapan dengan jurnalis senior, yang memiliki
prestasi dan jam terbang yang tidak diragukan lagi. Saya sedang berhadapan
dangan salah satu kendi ilmu yang sewaktu-waktu siap menumpahkan ilmu-ilmunya
ke sanubari peserta. Tidak hanya itu, ternyata Ia sangat terkenal di dunia
jurnalis tentunya, bukan cuma sebagai wartawan senior, tetapi juga presenter
olahraga yang namanya sudah tidak asing lagi di media televisi. Ia adalah sosok
yang humoris. Pembawaannya santai, tapi tidak menghapus kewibawaannya. Bisa
menjadi seorang ayah, guru, bahkan sahabat ketika kami sedang bertukar pikiran
dengannya. Banyak sekali ide jenaka yang tak pernah ketinggalan saat ia
membawakan materi. Ide-idenya yang segar itu, selalu menjadi kafein untuk kami
saat kami mulai mengantuk dan bosan. Om Broto salah satu sosok yang hebat, dan
membuat saya terinspirasi dan membuat saya makin jatuh cinta dengan
jurnalistik.
Hari kedua, kami sudah di bagi perkelompok.
Ada 13 kelompok, dan tiap-tiap kelompoknya ada 7 orang. SR Parsauline,
Angelica, Cikal Wisnu, Adilla, Khaerani, Hayyah, dan Syifa (Saya sendiri)
tergabung menjadi satu kelompok. Di hari itu, kamu berlatih meliput berita di
GOR Petamburan. tak hanya wawancara, simulasi press conference, memotret juga
kami tekuni. Amazing...!!! saat itulah, saya menemukan atmosfer baru dalam
dunia jurnalistik.
Pelatihan selanjutnya adalah meliput langsung
pertandingan Sirnas Jakarta Open 2015 yang diadakan di GOR Asia Afrika,
Senayan. Kami mendapat hari kedua pada pertandingan tersebut. Di sinilah
kekompakan kami juga di latih. Dengan deadline yang selalu membuntuti, kami
harus atur strategi agar mendapatkan berita dengan cepat dan tepat. Di situlah
kami berlatih bagaimana menjadi reporter yang harus selalu siap dikejar waktu,
yang harus peka dengan keadaan, yang harus cepat berfikir dan merangkai kata
penuh informasi. Kepanikan yang indah saat kami harus menyelesaikan tulisan dan
layout sebelum jam 5 sore. Untungnya ada si lincah Cikal yang ahli
mengotak-atik layout yang menurut saya njelimet itu. Berkat dia, tugas kami
selesai, walaupun sedikit molor.
Pelatihan selanjutnya, adalah tugas individu.
Kami diberikan tugas untuk membuat tiga artikel, meliputi hardnews, softnews,
dan opini. Di sinilah, di tengah-tengah para atlet bulutangkis sedang berjuang
menjadi juara Sirnas Jakarta Open 2015, kami pun berjuang untuk mendapatkan
berita dan informasi semenarik-menariknya. Awsome. Saya sangat menikmatinya.
Foto dengan beberapa atlet terkenal pun tak mungkin saya lewatkan. Dunia itu
seakan menjadi milik saya, jurnalis.
Komentar
Posting Komentar