MARS: Tentang Pentingnya Pendidikan dan Perjuangan Ibunda
Tupon namanya. Walaupun buta huruf dan tinggal di pedalaman Jogjakarta sana, ibu dari Sekar Palupi ini sangat peduli betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Perjuangan menyekolahkan Sekar tidak mudah. Demi pendidikan anaknya, Tupon rela melakukan apapun walaupun berselimut kemiskinan. Sosok Tupon ini merupakan gambaran peran seorang ibu di belakang kesuksesan seorang anak. Secara tidak langsung, ia juga menyampaikan bahwa pendidikan lebih penting dari harta, waktu, bahkan kondisi apapun. Dengan perjuangannya tersebut, Tupon berhasil memiliki anak yang cerdas. Setelah lulus SMA, Sekar mendapat beasiswa untuk kuliah di Jogjakarta dan Oxford University.
Sekelumit cerita di atas merupakan cuplikan dari film MARS (Mimpi Ananda Raih Semesta) sebagai wujud memperingati Hari Pendidikan Nasional yang bertepatan pada tanggal 2 Mei 2016. Film garapan Sahrul Gibran ini mengadaptasi kisah inspiratif dari novel karya Aishworo Ang. Diperankan oleh Kinaryosih sebagai Tupon dan Acha Septriasa sebagai Sekar, Film ini menceritakan perjuangan seorang ibu yang miskin dalam mengantarkan anaknya menuju dunia intelektual. Tidak ada kata " tidak mungkin". Siapapum berhak memperoleh pendidikan setinggi mungkin walaupun di landa kemiskinan. Dengan niat, doa, serta tekad yang kuat usaha kita akan dimudahan oleh Allah SWT.
Film yang di produseri oleh Andi Syafik ini syuting sekitar 20 hari lebih di Gunung Kidul dan satu minggu di London. berkat kerja sama team produksi, film ini mampu menghipnotis penonton ke dalam suasana haru. bagaimana tidak, tidak hanya kerja keras seorang ibu. Tetapi juga tentang mimpi Sekar yang sangat menyayangi ibunya dan berjuang keras untuk menjadi apa yang ibundanya perjuangkan.
Kisah Tupon dimuali dari perjuangannya untuk mendaftarkan Sekar masuk di salah satu sekolah. dia sempat diremehkan oleh salah satu guru karena ketikmampuannya membaca dan menulis. namu, berkat usaha Tupon yang gigih, Sekar berhasil masuk di sekolah dengan biaya hasil dari menjual kambing. namun, ternyata Sekar mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya. hal itu membuat Sekar sering bolos bahkan melawan perlakukan teman yang mem-bully dirinya sehingga ia dikeluarkan dari sekolah tersebut. Namun, berkat semangat kedua orangtuanya untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungki, Sekar mampu bangkit dan serius sekolah. setelah lulu SMA, ia pun mendapatkan beasiswa untuk kuliah di salah satu universitas Jogjakarta dan mendapatkan beasiswa di Oxford University.
Tak hanya menginspirasi. Film ini juga dapat menjadi contoh dan gambaran tentang peran seorang ibu dan pentingnya ilmu pengetahuan. Tentunya akan sangat panjang jika saya ceritakan disini. Saksikan saja tayangannya besok, 4 Mei 2016. Cerita yang mengharukan ini, akan siap menghabiskan tissue anda. :)
Komentar
Posting Komentar