Mengenal Tuhan




Judul               : Mengenal Tuhan
Penulis             : Bey Arifin
Penerbit           : PT. Bina Ilmu
Terbit               : 26 September 1961
Tempat terbit   : Surabaya
Halaman          : 439


            Di zaman yang sudah tergolong zaman akhir ini, tidak hanya krisis politik dan krisis ekonomi tetapi telah terjadi krisis akhlak yang di akibatkan dari krisis bathin manusia yang tak percaya dan masih ragu-ragu atas hari kemudian dan alkhaliq yang menciptakan dan mengawasinya setiap saat dan detik.
            Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai kemaksiatan yang dilakukan oleh setiap manusia dimuka bumi ini. manusia merasa memiliki hak masing-masing dalam melakukan segala tindakan yang ia inginkan tanpa memperdulikan baik atau tidakkah perbuatan yang ia lakukan yang penting dirinya merasa puas mendapatkan apa yang ia inginkan.
            Tidak hanya itu, kita sering menyaksikan banyaknya golongan atau bangsa yang tertindas dan teraniaya oleh golongan atau bangsa lainnya yang merasa dirinya paling kuat. Kita menyaksikan pula aksi kolonialisme oleh sekelompok manusia yang belum bisa teratasi pula oleh manusia itu sendiri.
            Hal ini disebabkan karena merosotnya Iman manusia terhadap sang pencipta. Dengan keimanan, manusia akan terhindar dari kejatuhannya menjadi serendah-rendahnya makhluk . oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa untuk mempertahankan ketinggian kedudukan manusia tidak cukup hanya pendidikan, pengetahuan, lembaga-lembaga pemerintahandan swasta, organisasi dll. Tetap pada manusia harus ditambah satu usaha lagi. Yaitu penanaman kepercayaan kepada Tuhan Yang Masa Esa.
            Namun, karena kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu belum meresap sedalam-dalamnya kedalam jiwa sebagian diri bangsa kita, maka tidaklah heran kalau dikalangan bangsa kita yang ber-Pancasila dan ver-Ketuhanan Yang Maha Esa itu masih terdapat banyak perbuatan-perbuatan jelek.
            Keimanan itu selalu dalam proses turun dan naik, melemah dan menguat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW. : keimanan itu bertambah dan berkurang.
            Karena seluruh kejadian didunia ini selalu berpengaruh terhadap keimanan dan kepercayaan seorang manusia. Sebab itu adalah kewajiban yang amat mutlak bagi setiap orang yang ingin menjadi manusia yang beriman untuk selalu berikhtiar menambah dan memperkuat keimanan.
Sebagai manusia, tentu saja kita menyadari bahwa kita itu ada yang menciptakan. Tuhan menciptakan makhluknya dengan memberikan akal pula kepada makhluknya. Namun akal yang diberikan kepada manusia  berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia tidak hanya memiliki pancaindera yang lima, yang dapat melihat, mendengar, mencium, menyicipi dan merasa. Namun, manusia diberikan akal pikiran. Dan dengan akal dan pikiran itulah manusia selalu merenung, berfikir dan berkhayal.
            Sebagai makhluk yang memiliki akal dan fikiran. Adalah suatu kewajiban bagi kita untuk mengenal Tuhan kita. Dari pemikiran-pemikiran kita yang kecil, dan apabila pemikiran itu sudah matang dan menimbulkan sebuah kepercayaan dan keyakinan, kita harus berhati-hati terhadap apa yang kita yakini dan percayai.
            Karna jika kita meyakini sesuatu yang salah, kita akan mendapatkan kerugian. Apalagi dalam hal keyakinan tentang Tuhan dan juga tentang malaikat, nabi dan rasul, kitab suci, hari kiamat dan kehidupan di akhirat.
            Dalam buku yang ditulis oleh Bey Arifin ini, terdapat penjelasan terhadap 6 pokok kepercayaan dalam Islam yang harus meresap dalam hati tiap orang islam. Agar kita terhindar dari keyakinan-keyakinan yang salah yang dapat menimbulkan kerugian yang besar pula.
            Bey Arifin mengumpamakan Islam seperti pohon kayu. Yang sebagian ada yang terlihat seperti batang dan daun-daunnya, dan sebagian lagi di bawah tanah, yang disebut akar. Rukun iman sebagai akarnya, dan rukun islam sebagai dahan atau rantingnya.
            Tidak hanya itu, buku ini mengupas segala sesuatu tentang Tuhan. Tentang Allah, yang merupakan urat tunggangnya kepercayaan. Bila kepercayaan kepada Allah in lemah, maka lemahlah segala segi keimanannya.
            Manusia mempunyai kesanggupan mempergunakan akal dan fikirannya. Ketika manusia takjub memperhatikan alangkah luasnya lam semesta, maka akan timbul pertanyaan: siapakah yang menciptakan dan mengatur semua itu? Tidaklah mungikin semua itu terjadi dengan sendirinya saja.
            Karena Allah itu Maha Besar, yang menciptakan segala yang ada ini, maka pengetahuan tentang Allah adalah pengetahuan yang maha besar, pengetahuan maha tinggi, lebih penting dan lebih tingg dari pengetahuan lainnya.
            Buku ini, mengajak para pembaca untuk ngan mempelajari segala sesuatu tentang Allah. Mengajak Saudara sekalian untuk berbicara-bicara pula tentang Tuhan. Tidak hanya itu, buku ini mengajak kita untuk mencoba menyetir atau membimbing jalan fikiran kita masing-masing, untuk dapat mempercayai adanya Tuhan.
            Hal ini memang sudah seharusnya kita lakukan. Karena sebelum lahirnya Nabi Isa dan Nabi Muhammad, sudah banyak ahli-ahli fikir (philosopers) yang dengan akal dan fikirannya sudah dapat membenarkan adanya Tuhan dengan berbagai caranya.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam buku yang ditulis oleh Bey Arifin ini, ada 4 macam dalil (prevue) yang mereka pergunakan untuk menetapkan adanya Tuhan. Yaitu preuve Methapisique, Preuve Phisique, preuve Teleologique dan preuve Morale.
Kita semua diharuskan bersyukur bahwa Allah telah memberikan kita satu alat pemikir yaitu otak yang dapat mencapai kepercayaan kepada Tuhan . tidak seperti orang yang kufur. Tang juga mempunyai otak dan fikiran tetapi tidak sanggup mempercayai Tuhan.
Walaupun begitu kita jangan lengah kita harus uji sendiri. Bila kita sudah dapat percaya kepada Tuhan, sudahkah kita menghargakan Allah dengan harga yang sebenarnya?.
Buku ini mengajak kita untuk menilai Allah dengan nilai yang sewajarnya. Dengan menyelipkan sebuah ayat Al-Qur’an surat Al-Hajj 74:
“Mereka tidak menghargakan Allah dengan harga yang sebenarnya, sesungguhnya Allah maha kuat, maha Teguh”.
Dikala waktu kita sedang termenung sendirian, sering timbul pertanyaan dalam kalbu kita: siapakah yang menciptakan diri kta?, siapakah yang menciptakan alam ini?. dengan gampang sekali kit akan menjawab pertanyaan ini. “Tuhanlah yang menciptakan diriku dan Tuhanlah yang menciptakana lam seluruhnya.” Pertanyaan dan jawaban ini adalah datang dari akal dan fikiran kita sendiri yang beriman kepada Allah. Tetapi kita harus berhati-hat, sehabis menjawab pertanyaan itu akan muncul pertanyaan kedua. “
siapakah yang menciptakan Allah?”.
Sungguh pertanyaan itu bukan dari akal dan fikiran kita, tetapi dari iblis. Rasulullah pernah berpesan bahwa jangan sekali-kali menjawab ataub mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi harus segara mengusir iblis itu dari otak dengan membaca :”A’udzu billahimins syaitannir rajiem”. Sebab hal itu adalah bahaya besar yang lebih besar dari bahaya maut.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa Tuhan adalah Ghaib, maha Ghaib. Bukan berarti tanah, air atau angin. Bukan benda padat,cair ataupun gas. Bukan juga berupa cahaya atau stroom. Oleh sebab itu, Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata dan juga tidak dapat didengar dengan telinga dan tidak dapat dipegang dengan tangan serta tidak dapat dirasa dengan kulit ataupun lidah.
Menurut ahli-ahli tafsir, jangankan manusia yang berbadan lemah, gunung dan bumi pun tidak sanggup melihat Allah. Dalam hadits diterangkan bahwa bila Allah memperlihatkan diri-Nya kepada gunung, maka guning aka hancur. Jika Allah memperlihatkan dirinya kepada bumi, bulan dan matahari, maka bumi, bulan dan matahari akan terpecah belah. Dan jika Allah memperlihatkan dirinya kepada manusia, maka manusia akan musnah.
Buku yang ditulis oleh Bey ini, menerangkan juga tentang keEsaan Allah dan bahaya syirik. Ada kemungkinan dengan mulut kita kita mengakui ke-Esaan Allah tetapi dalam praktek, dalam kehidupan sehari-hari,  kita memandang berbagai benda atau alam “seperti Tuhan”. Setengah Tuhan atau sepersepuluh Tuhan. Ini adalah merupakan perbuatan dosa besar yang terkadang tidak kita sadari.
Tidak hanya itu, dalam buku ini juga menjelaskan tentang tauhid rububiyyah dan tauhid uluhiyyah. Yang merupakan satu kesatuan tauhid. Dimana jika hanya tauhid rububiyyah saja yang ada dalam hati manusia, maka tidak berarti apa-apa jika tidak ada tauhid uluhiyyah.
Kelebihan dari buku ini adalah terdapat ulasan yang sangat lengkap tentang sifat-sifat Allah. Dari Allah yang bersifat wujud, qidam, baqo, mukhalafaul lilhawaditsi, qiyamuhu binafsihi,wahdaniyah, qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar sampai kalam.
 Buku ini dapat mengingatkan kita betapa maha sucinya Allah. Dengan bahasanya yang jelaas dan sistematik, buku ini mengajak kita merenungkan terhadap apa-apa yang telah Allah ciptakan agar kita bersyukur terhadap segala yang telah Allah berikan untuk kita. Salah satunya dengan mengenal Allah. Mengenal Allah dengan sebenarnya agar keimanan selalu tertanam kuat dilubuk hati kita yang paling dalam.
Selain itu, buku ini pun memaparkan bagaimana cara kita mengenal Allah, dengan membahas tentang murka Allah dan menciptakan apa yang di murkai-Nya. Dapat diambil contoh mengapa Tuhan menciptakan iblis dan kaki tangannya. Bila iblis tidak diciptakan Allah, maka manusia akan baik semua. Tidak ada kejahatan atau kemungkaran, tidak ada penyelewengan dan perusakan. Bila tidak ada kerusakan, tidak ada gunanya perjuangan. Bahkan tidak ada agama atau Rasul-rasul. Akhirnya Allah tidak akan dikenal oleh manusia, karena manusia merasa tidak  membutuhkan apa-apa. Tidak akan ada pemerintahan dan alat-alatnya dan tidak ada segala-galanya. Oleh karena itu, setiap apapun yang Allah ciptakan itu tidak sia-sia dan Allah memiliki alasan tersendiri mengapa Dia menciptakan itu.
            Buku ini sangat cocok bagi mereka yang akan mempelajari teologi islam khususnya dan umat islam pada umumnya. Namun setiap apapun tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. Manusia pun memiliki kelebihan dan kekurangan begitupun dengan buku ini. Kekurangan buku ini adalah ukurannya yang terlalu tebal sehingga membuat pembaca merasa jenuh dalam membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serunya Mengenal Wisata Kota Tua bersama Vivalova Happy Race

Cerita Tiga Pulau di Kepulauan Seribu

Ada Kesan di PJBM 2015